KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Ejaan Yang
Disempurnakan ini membahas mengenai seperangkat aturan tentang cara menuliskan
bahasa dengan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya.
Dalam penulisan makalah ini saya
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah
ini terutama
kepada dosen.
Saya sadar bahwa dalam makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, saya memohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Batam, 04
Juni 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan
kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan
atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan
gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan
gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.
Kalimat
yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan
kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan
uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
1.2 Tujuan
Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar
mahasiswa mengetahui tentang pola dasar kalimat bahasa Indonesia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kalimat
yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan.
Kalimat merupakan
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S)
dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut
kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
2.2. Unsur-Unsur
Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang
biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO
atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut
beberapa unsur kalimat.
2.2.1 Subjek
(S)
Subjek
adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat.
Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang
dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri
subjek sebagai
berikut.
· Jawaban
atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang
dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia,
biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
· Disertai
Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia
bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan
kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama
negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
· Didahului
Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan
penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi
subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda
subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o Bahwa pengurus
SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
o Saya
mengatakan bahwa Super Junior adalah
boyband favoritku.
· Mempunyai
Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat
dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang.
Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus
mengikuti ujian.
· Tidak
Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
· Berupa
Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa
nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya,
disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu
menyenangkan.
2.2.2 Predikat
(P)
Predikat
juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi
menjelaskan subjek.
Ciri-ciri
predikat adalah sebagai berikut.
· Jawaban
atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat
yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapaatau bagaimana adalah
predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong
(identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o Gadis
itu cantik.
o Harga buku
itu sepuluh ribu rupiah.
· Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah.
Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang
sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
· Dapat
Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai
bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh katatidak. Bentuk
pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa
verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa
nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat
kemarin.
· Dapat
Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau
adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,sudah, sedang, belum,
dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva.
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak,
dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
· Unsur
Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o Kata, misalnya
verba, adjektiva, atau nomina.
o Frasa, misalnya
frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
2.2.3 Objek
(O)
Objek
yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur
kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat
yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat
yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber-atau ter-)
tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek
kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri
objek sebagai berikut.
· Langsung
di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang
predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
· Dapat
Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat
aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam
kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
· Tidak
Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di
belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara
predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
· Didahului
Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai
oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek
dalam kalimat transitif.
2.2.4 Pelengkap
(Pel.)
Pelengkap
merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna
verba predikat kalimat.
Pelengkap
dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o Bersifat
wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati
posisi di belakang predikat.
o Tidak
didahului preposisi.
Perbedaannya
terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang
menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut
ciri-ciri pelengkap.
· Di
Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
o Diah
mengirimi saya buku baru.
o Mereka
membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda
baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului
predikat.
· Tidak
Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.
2.2.5 Keterangan
(K)
Unsur
kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
Keterangan
merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu,
cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya,jika,
dan sehingga.
Berikut
ini beberapa ciri unsur keterangan.
· Bukan
Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat
wajib.
· Tidak
Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di
antara subjek dan predikat.
Contoh :
o Malam ini,
Suju akan kembali ke Korea.
o Mereka
memperhatikan materi dengan seksama.
· Terdapat
Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
o Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang,
dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian
kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari
Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu
yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu,
seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
o Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
o Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.
Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang
diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
o Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang
diikuti nomina (kata benda).
o Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa
frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang
diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
o Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa
frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor supaya, agar, atau untuk.
o Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika
ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
o Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur
yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur
yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa
tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang
diterangkan yaitu kata Marshanda.
o Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat,
objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan,
keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang
mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa,
melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
2.3. Pola
Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat
yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan
kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan
keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun
pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
2.3.1 Kalimat
Dasar Berpola S P
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe
ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Misalnya:
o Mereka / sedang
berenang.
S
P
(kata kerja)
o Ayahnya / guru
SMA.
S
P
(kata benda)
o Gambar itu /
bagus.
S
P
(kata sifat)
o Peserta penataran
ini / empat puluh orang.
S
P
(kata bilangan)
2.3.2 Kalimat
Dasar Berpola S P O
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina
atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka
/ sedang menyusun / karangan ilmiah.
S
P
O
2.3.3 Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya
/ beternak / ayam.
S
P
Pel.
2.3.4 Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya:
Dia
/ mengirimi / saya / surat.
S P
O
Pel.
2.3.5 Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Mereka
/ berasal / dari Surabaya.
S P
K
2.3.6 Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
Kami
/ memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S
P
O
K
2.3.7 Kalimat
Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
Ungu
/ bermain / musik / di atas panggung.
S P Pel.
K
2.3.8 Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia
/ mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S
P
O
Pel. K
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat
dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum
mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti
penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun
pelengkap.
3.2 Saran
Semoga
dengan selesainya makalah ini di harapkan agar para pembaca khususnya mahasiswa
AKPER Pemda cianjur dapat lebih mengetahui dan memahami pola dasar kalimat
bahasa indonesia. Dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Iswara, P.D.
(2000) Variasi Pola Kalimat dan Keterbacaannya. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung.
Santoso,Azis.(2008) Penelitian Pola Kalimat Bahasa
Indonesia.www.google.com.(2011)
http://www.academia.edu/11761962/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KARDI